Surga Dan Neraka Sudah Tercipta Sejak Dahulu
Ihsan Tandjung – Senin, 24 Ramadhan 1435 H / 21 Juli 2014 11:30 WIB
Saudaraku, tahukah Anda bahwa
sesungguhnya Surga dan Neraka telah tercipta sejak dahulu? Keduanya
bukan ciptaan Allah yang baru ada setelah Kiamat kelak terjadi. Dalam
kitabnya yang berjudul Al-Aqidah Ath-Thahawiyyah, Ath-Thahawi menulis sebagai berikut:
”Surga
dan Neraka telah diciptakan Allah. Keberadaan keduanya tidak akan
pernah berakhir. Allah menciptakan surga dan neraka sebelum menciptakan
yang lain, dan Dia juga menciptakan penduduk untuk masing-masingnya.
Siapa yang diinginkanNya, akan masuk ke dalam surga dengan ampunan dan
pertolonganNya, dan siapa yang diinginkanNya akan masuk ke dalam neraka
sesuai dengan keadilanNya. Setiap orang akan berperilaku sesuai dengan
ketentuan yang telah diciptakan untuknya; perbuatan baik dan perbuatan
jelek telah ditaqdirkan untuk semua orang.”
Dalam bukunya yang berjudul Ensiklopedia Kiamat, Dr Umar Sulaiman Al-Asyqar menyatakan bahwa statement Ath-Thahawi di atas mewakili aqidah ahlus-sunnah wal-jama’ah. Beliau selanjutnya menguatkan pandangan di atas dengan mengutip beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits. Di antaranya:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ
عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 133)
Ayat ini menegaskan bahwa surga telah Allah sediakan atau siapkan bagi kaum muttaqin (orang-orang
bertaqwa) jauh-jauh hari sebelumnya, maka hendaknya orang-orang beriman
berkompetisi untuk mendapat hak memasukinya. Demikian pula sebaliknya,
berdasarkan ayat di bawah ini berarti Allah telah sediakan atau siapkan
bagi kaum kafir api neraka yang karenanya hendaknya manusia tidak
memilih jalan hidup orang kafir jika tidak ingin berakhir di tempat
mengerikan itu.
وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
”Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (QS Ali Imran ayat 131)
Di antara sabda Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang membenarkan pendapat bahwa surga dan neraka telah diciptakan Allah sejak awal ialah:
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ
إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ
فَيُقَالُ هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya bila salah seorang di antaramu
meninggal, maka diperlihatkan kepadanya tempatnya di waktu pagi dan
petang. Jika ia termasuk ahli surga, maka ia ahli surga. Dan jika
termasuk ahli neraka, maka ia ahli neraka. Lalu dikatakan kepadanya:
”Inilah tempatmu sehingga Allah bangkitkan kamu pada hari Kiamat.” (HR
Bukhary)
Hadits di atas menjelaskan bahwa begitu seorang manusia meninggal dunia kemudian dimasukkan liang lahat, maka setelah selesai proses interview
oleh dua malaikat, maka selanjutnya ia akan diperlihatkan tempat
tinggalnya kelak di akhirat. Jika ia calon penghuni surga, maka ia akan
diperlihatkan surga tempat tinggalnya kelak di setiap waktu pagi dan
petang di dalam kuburnya. Sebaliknya, jika ia termasuk calon penghuni
neraka maka ia akan diperlihatkan neraka tempat tinggalnya kelak di
setiap waktu pagi dan petang di dalam kuburnya. Hal ini akan
berlangsung terus di alam kubur atau alam barzakh hingga tibanya
hari Kiamat, dimana ia tidak lagi sekedar menyaksikan tempat tinggalnya
di akhirat namun ia bahkan bakal memasukinya. Sehingga di dalam hadits
lainnya, Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menyebutkan doa yang diucapkan seorang beriman selama di dalam kuburnya saat ia berhak melihat tempatnya di surga yaitu:
رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي
“Ya Rabb, datangkanlah hari Kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku.”(HR Ahmad)
Si mu’min tidak sabar menanti datangnya hari
Kiamat. Sebaliknya, ucapan seorang kafir atau munafik selama di dalam
kuburnya saat ia melihat neraka sebagai calon tempat tinggalnya di
akhirat kelak nanti ialah:
رَبِّ لَا تُقِمْ السَّاعَةَ
“Ya Rabb, janganlah Engkau datangkan hari Kiamat.” (HR Ahmad)
Dalam hadits lainnya diriwayatkan bahwa ketika Nabi shollallahu ’alaih wa sallam
diperjalanankan pada malam Isra’ dan Mi’raj, maka beliau diizinkan
Allah melihat surga. Hal ini juga menegaskan bahwa surga sesungguhnya
sudah ada sejak dahulu.
ثُمَّ انْطَلَقَ بِي حَتَّى انْتَهَى بِي إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى
وَغَشِيَهَا أَلْوَانٌ لَا أَدْرِي مَا هِيَ ثُمَّ أُدْخِلْتُ الْجَنَّةَ
فَإِذَا فِيهَا حَبَايِلُ اللُّؤْلُؤِ وَإِذَا تُرَابُهَا الْمِسْكُ
“Kemudian Jibril mengantar aku ke Sidratul
Muntaha, yang diliputi oleh warna-warna yang sulit dilukiskan
keindahannya. Kemudian aku masuk ke dalam surga, yang cahayanya seperti
cahaya mutiara dan tanahnya seperti kesturi.” (HR Bukhary)
Bahkan ada lagi suatu hadits panjang yang
menggambarkan bahwa surga dan neraka telah Allah ciptakan dahulu dan
bahwa Allah telah menyuruh Malaikat Jibril untuk melihat dan memberikan
penilaian terhadap keduanya. Kemudian Allah melapisi masing-masing surga
dan neraka dengan lapisan yang bisa menyebabkan manusia tertipu akan
hakikat keduanya. Dan pelapis itulah –wallahu a’lam- alam fana dunia yang sedang kita jalani saat ini. Dunia yang fana ini memang sangat kaya dengan tipuan mata bagi manusia.
لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْجَنَّةَ قَالَ لِجِبْرِيلَ اذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا
فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ أَيْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ
لَا يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَهَا ثُمَّ حَفَّهَا بِالْمَكَارِهِ
ثُمَّ قَالَ يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَذَهَبَ
فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ أَيْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ
لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ لَا يَدْخُلَهَا أَحَدٌ
قَالَ فَلَمَّا خَلَقَ اللَّهُ النَّارَ قَالَ يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ
فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ
أَيْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ لَا يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ فَيَدْخُلُهَا
فَحَفَّهَا بِالشَّهَوَاتِ ثُمَّ قَالَ يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ
فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ
أَيْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ لَا يَبْقَى أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَهَا
“Ketika Allah menciptakan surga Dia berfirman
kepada Jibril: ”Pergi dan lihatlah surga.” Maka Jibril pergi dan
melihatnya. Kemudian ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb,
tidak seorangpun
yang mendengar perihal surga melainkan pasti ingin memasukinya.”
Kemudian Allah lapisi surga dengan al-makaarih (hal-hal yang tidak
disukai manusia) lalu Allah berfirman: ”Hai Jibril, pergi dan lihatlah
surga.” Maka Jibril pergi dan melihatnya. Kemudian ia datang dan
berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb, sungguh aku khawatir tidak
seorangpun bakal ingin memasukinya.” Ketika Allah menciptakan neraka
Dia berfirman kepada Jibril: ”Pergi dan lihatlah neraka.” Maka Jibril
pergi dan melihatnya. Kemudian ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu
ya Rabb, tidak seorangpun yang mendengar perihal neraka bakal mau
memasukinya.” Kemudian Allah lapisi neraka dengan asy-syahawaat (hal-hal
yang disukai manusia) lalu Allah berfirman: ”Hai Jibril, pergi dan
lihatlah neraka.” Maka Jibril pergi dan melihatnya. Kemudian ia datang
dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb, sungguh aku khawatir tidak akan
ada orang yang bakal lolos dari api neraka.” (HR Abu Dawud)
Ya Allah, sungguh kami memohon ridha dan
surgaMu, dan sungguh kami berlindung kepada Engkau dari murka dan
nerakaMu. Amin ya Rabb.-
No comments:
Post a Comment